Kamis, 25 Agustus 2016

PENDAIS

Hasil gambar untuk tentang etos kerja dalam alquran
Pada pelajaran ini kita hanya mendiskusikan tentang etos kerja dalam alquraan

PENGERTIAN ETOS KERJA
Secara etimologis, etos berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti karakter, watak kesusilaan, kebiasaan atau tujuan moral seseorang serta pandangan dunia mereka, yakni gambaran, cara bertindak ataupun gagasan yang paling komprehensif mengenai tatanan.1 Dari kata etos ini dikenal pula kata etika, etiket yang hampir mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk (moral), sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik dan bahkan berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin. Sebagai suatu subjek dari arti etos tersebut adalah etika yang berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu maupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakan itu salah atau benar, buruk atau baik. Menurut Tasmara, etos kerja Islam adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh, dengan mengerahkan seluruh asset, pikiran, dan zikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang menundukan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khairul ummah) atau dengan kata lain dapat juga 1 Ferry Novliadi, Hubungan antara Organization Based Self Esteem dengan Etos Kerja, (Medan: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2009), hal 4. 15 kita katakan bahwa hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya.2 Menurut Sinamo, etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang berakar pada keyakinan fundamental yang disertai komitmen total pada paradigma kerja yang integral.3 Menurut Usman Pelly etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap kerja.4 Sedangkan etos kerja profesional adalah seperangkat perilaku kerja positif yang berakar pada kesadaran yang kental, keyakinan yang fundamental, disertai komitmen yang total pada paradigma kerja yang integral. Setiap organisasi yang selalu ingin maju akan melibatkan anggota untuk meningkatkan mutu kerjanya, di antaranya setiap organisasi harus memiliki etos kerja.5 Anaroga menyatakan bahwa etos kerja adalah suatu pandangan dan sikap suatu bangsa atau suatu umat terhadap kerja.6 Anoraga juga 2Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islam, (Jakarta: Gema Insani Pers, 2002), hal. 15 3 Sinamo, Jansen, Delapan Etos Kerja Profesional, (Jakarta: Institut Mahardika, 2011), hal. 26 4 Nyoman Sukardewi, et. all, “Kontribusi Adversity Quotient (AQ) Etos Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Amlapura” dalam Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, volume 4, 2013, hal. 3 5 Sinamo, Jansen, Delapan Etos Kerja,.... hal. 26 6 Panji Anoraga, Psikologi Kerja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hal. 29 16 memaparkan secara eksplisit beberapa sikap yang seharusnya mendasar bagi seseorang dalam memberi nilai pada kerja yang disimpulkan sebagai berikut: a. Bekerja adalah hakikat kehidupan manusia. b. Pekerjaan adalah suatu berkat Tuhan. c. Pekerjaan merupakan sumber penghasilan yang halal dan tidak amoral. d. Pekerjaan merupakan suatu kesempatan untuk mengembangkan diri dan berbakti. e. Pekerjaan merupakan sarana pelayanan dan perwujudan kasih. Dari berbagai definisi di atas dapat dikatakan bahwa etos kerja adalah cara pandang seseorang dalam menyikapi, melakukan dan bertindak dalam bekerja, dengan kemauan organisasi, instansi maupun perusahaan sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Sikap mental seseorang atau kelompok orang dalam melakukan aktivitas atau pekerjaan yang diwujudkan sebagai perilaku kerja antara lain tepat waktu, tanggung jawab, kerja keras, rasional dan jujur. 1. Kedisiplinan/tepat waktu Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yang berlaku. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. an-Nisa, ayat 59, yang berbunyi: 17

 يَا أَيَُٖا اىَرِيَِ آٍَُْ٘اْ أَطِيعُ٘اْ اىئَّ َٗأَطِيعُ٘اْ اىسَظُ٘هَ َٗأُْٗىِي األٍَْسِ ٍِْنٌُْ فَئُِ تََْاشَعْتٌُْ فِي شَيْءٍ فَسُّدُُٗٓ إِىَى اىئِّ َٗاىسَظُ٘هِ إُِ مُْتٌُْ تُؤٍَُُِْْ٘ تِاىئِّ َٗاىْيًَِْ٘ اآلخِسِ ذَىِلَ خَيْسٌ َٗأَحْعَُِ تَؤِْٗيالً ﴿٩٥
﴾ Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” 7 . (QS. an-Nisa: 59) Selanjutnya sehubungan dengan ciri-ciri etos kerja tinggi yang berhubungan dengan sikap moral yaitu disiplin dan konsekuen, atau dalam Islam disebut dengan amanah. Allah memerintahkan untuk menepati janji adalah bagian dari dasar pentingnya sikap amanah. Janji atau uqud dalam ayat tersebut mencakup seluruh hubungan, baik dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain dan alam semesta. Prinsip amanah pada awalnya sudah dikemukakan oleh Nabi Saw. dalam hadisnya:
 قَاهَ اىْقُسَشِىُّ حَدَّثَِْى أَتِى أََُّّٔ ظََِعَ زَظُ٘هَ اىئَِّ صيى اهلل عيئ ٗظيٌ يَقُ٘هُ )أَدِّ األَيَاََةَ إِنًَ يٍَِ ائْتًَََُكَ 8 وَالَ تَخٍُْ يٍَْ خَاََكَ
( Untuk menepati amanah tersebut dituntut kedisiplinan yang sungguh-sungguh terutama yang berhubungan dengan waktu serta kualitas suatu pekerjaan yang semestinya dipenuhi. 7 Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007). 8 Ahmad ibn Hanbal, Musnad Ahmad ibn Hanbal, juz3, h. 414. 18 2. Tanggung jawab Semua masalah diperbuat dan dipikirkan, harus dihadapi dengan tanggung jawab, baik kebahagiaan maupun kegagalan. Sebagaimana fiman Allah dalam QS. Al-Isra’ ayat 7, yang berbunyi:
 إُِْ أَحْعَْْتٌُْ أَحْعَْْتٌُْ ىِؤَّْفُعِنٌُْ َٗإُِْ أَظَؤْتٌُْ فَيََٖا فَئِذَا جَاءَ َٗعْدُ اىْآخِسَجِ ىِيَعُ٘ءُٗا ُٗجَُٕ٘نٌُْ َٗىِيَدْخُيُ٘ا اىََْعْجِدَ مَََا ّدَخَيُُ٘ٓ أََٗهَ ٍَسَجٍ َٗىِيُتَثِسُٗا ٍَا عَيَْ٘ا تَتْثِيسًا.
Artinya:“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai” 9 .(Q.S. Al-Isra’: 7) Sudah menjadi kewajiban bagi manusia sebagai mahluk yang mempunyai banyak kebutuhan dan kepentingan dalam kehidupannya untuk bekerja guna memenuhi segala kebutuhannya tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam hadis Rasulullah bersabda:
 اِعََْوْ ىِدُّْيَاكَ مَؤََّلَ تَعِيْشُ اَتَدًا َٗاعََْوْ ِآلخِسَتِلَ مَؤََّلَ تََُْ٘خُ غَدًا Artinya:“bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah engkau hidup selama-lamanya; dan bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok hari”. (H.R. Ibnu Asakir). 3. Kerja keras Kerja keras, dalam Islam diistilahkan dengan mujahadah dalam maknanya yang luas seperti yang didefinisikan oleh Ulama adalah ”istifragh ma fil wus’i”, yakni mengerahkan segenap daya dan 9 Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007). 19 kemampuan yang ada dalam merealisasikan setiap pekerjaan yang baik.. Hal ini dapat dijelaskan dalam firman Allah QS: Al-Ashr, ayat 1-3 yang berbunyi:
َٗاىْعَصْسِ .إَُِ اىْئِّْعَاَُ ىَفِي خُعْسٍ .إِىَا اىَرِيَِ ءَاٍَُْ٘ا َٗعََِيُ٘ا اىصَاىِحَاخِ َٗتََ٘اصَْ٘ا تِاىْحَّقِ َٗتََ٘اصَْ٘ا تِاىصَثْسِ .
Artinya:”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” 10 . (Q.S. Al-Ashr: 1-3) Hal tersebut dapat juga diartikan sebagai mobilisasi serta optimalisasi sumber daya. Sebab, sesungguhnya Allah SWT telah menyediakan fasilitas segala sumber daya yang diperlukan, tinggal peran manusia sendiri dalam memobilisasi serta mendaya gunakannya secara optimal, dalam rangka melaksanakan apa yang Allah ridhai.
 حَدَّثََْا أَتُ٘ ٍَعََْسٍ حَدَّثََْا عَثْدُ اىَْ٘ازِثِ عَِْ عَثْدِ اىْعَصِيصِ تِِْ صَُٖيْةٍ عَِْ أََّطِ تِِْ ٍَاىِلٍ زضى اهلل عْٔ قَاهَ مَاَُ زَظُ٘هُ اىئَِّ صيى اهلل عيئ ٗظيٌ يَتَعََّ٘ذُ يَقُ٘هُ )انهَّهُىَّ إًَِِّ أَعُىرُ تِكَ يٍَِ انْكَسَمِ، وَأَعُىرُ تِكَ يٍَِ انْجُثٍِْ ، وَأَعُىرُ تِكَ يٍَِ انْهَشَوِ ، وَأَعُىرُ تِكَ يٍَِ انْثُخْمِ.( Anjuran tentang ketekunan dan kerja keras telah tergambar dalam hadis Nabi Saw, seperti yang tersirat dalam hadis di atas, bahwa Nabi Saw. sangat membenci sifat-sifat dan perilaku yang mendorong kepada kemunduran, seperti malas, takut, bakhil dan lain sebagainya. 10 Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007). 20 4. Rasional Mengerjakan sesuatu secara teratur, sesuai target dan sempurna merupakan sesuatu yang dicintai oleh Allah. Prinsip-prinsip ini sejalan dengan prinsip-prinsip manajemen secara umum yaitu merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, mengontrol dan mengevaluasi dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Secara tidak langsung prinsip-prinsip manajemen tersebut sangat dianjurkan dalam Islam dalam mengerjakan segala sesuatu. Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi: أَتَؤٍُْسَُُٗ اىَْاضَ تِاىْثِسِ َٗتَْعََُْ٘ أَّفُعَنٌُْ َٗأَّتٌُْ تَتْيَُُ٘ اىْنِتَابَ أَفَالَ تَعْقِيَُُ٘ Artinya:”Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab (Taurat). Maka tidakkah kamu berpikir” 11 . (QS. Al-Baqoroh 2:44)

PKN (tips mengingat cepat)

Hasil gambar untuk cara supaya otak cerdas
Adapun 28 cara tersebut adalah meliputi hal-hal positif atau positif thingking yang dapat kita lakukan sebagai berikut :
  1. Pelajari dan pahami sebanyak mungkin tentang cara kerja otak sehingga kita memiliki pengetahuan yang lebih mendalam tentang otak kita sendiri.
  2. Terapkan pengetahan anda tentang otak manusia untuk menyusun buah pikiran yang lebih terarah.
  3. Ciptakan montase yang indah dengan otak anda.
  4. Kemampuan belajar kita tidak akan berkurang, dan bisa meningkat saat usia kita bertambah.
  5. Belajarlah tentang motorik  otak dan cara menggunakannya.
  6. Manfaatkanlah tentang eratnya hubungan antara pembelajaran, ingatan dan kecerdasan.
  7. Tingkatkan ingatan dengan menggunakan sistem ingatan.
  8. Kembangkan ingatan emosional anda secara intens dan mendalam.
  9. Berpikirlah menurut keluasan geografi otak.
  10. Kembangkan sebanyak mungkin hubungan asosiatif.
  11. Libatkan diri dengan kegiatan yang merangsang sebagian besar bagian otak.
  12. Biarkan otak menjadi otak.
  13. Jagalah kebersihan jiwa.
  14. Alihkan perasaan dan emosi untuk kebaikan anda.
  15. Ambillah tindakan aktif untuk mengurangi stress.
  16. Belajarlah menyelaraskan diri dengan irama pribadi tubuh.
  17. Perkuatlah daya perhatian dan konsentrasi anda.
  18. Latihlah kekuatan logika anda.
  19. Kembangkan toleransi terhadap ketidakpastian dan ambiguitas.
  20. Kembangkan kekuatan metakognisi: berpikir tentang pikiran.
  21. Perkayalah mental anda melalui bacaan yang sebanyak-banyaknya dan variatif.
  22. Tingkatkan kemampuan sensorik anda.
  23. Pelajarilah serta perdalamlah pengetahuan anda tentang seni dan music.
  24. Buatlah program olahraga yang bertujuan untuk mengasah otak.
  25. Tingkatkan ketrampilan kendali motorik halus yang melibatkan tangan secara intens.
  26. Lakukan relaksasi mental atau keadaan santai secara teratur.
  27. Manfaatkan teknologi untuk peningkatan fungsi otak. Menggunakan music misalnya.
  28. Berkonsentrasi dan bertindaklah selaras dengan kemampuan alami anda sebagai individu yang bahagia sentosa.